Velodrome – Net Cafe Refugees adalah sebuah fenomena yang kini menjamur diperkotaan besar di Negeri Matahari Terbit. Meski hingga kini Jepang dikenal sebagai salah satu negara maju dengan pendapatan per kapita warganya yang termasuk tertinggi di dunia.
Namun ternyata Net Cafe Refugees adalah salah satu sisi gelap dari negara tersebut. Dimana biaya hidup yang tinggi menjadi penyebab banyaknya orang Jepang yang tak mampu menyewa tempat tinggal. Sehingga banyak dari mereka yang terpaksa memilih untuk tinggal dan hidup di internet cafe (Net Cafe).
Mereka yang tinggal di Warnet biasa dikenal dengan Net café refugees atau dikenal juga dengan cyber-homeless. Bahkan berdasarkan data dari survei yang dilakukan Kementerian Kesehatan Jepang pada tahun 2007, sejumlah 60.900 orang pernah tinggal di warnet.
https://youtu.be/j5bVWzTyJ7E
Maka didapatlah sebuah perkiraan dimana 5.400 orang terpaksa tinggal di warnet karena tidak memiliki tempat tinggal tetap dan hal tersebut masih berlanjut hingga saat ini. Menurut Makoto Kawazoe selaku bagian dari serikat pekerja muda di Jepang mengatakan bahwa fenomena penghuni warnet ini sudah terjadi di akhir 1990-an.
Kebanyakan dari Net Cafe Refugess ini adalah mereka yang masih bekerja sebagai pegawai paruh waktu. Kondisi keuangan mereka yang bisa dibilang sangat kuranglah yang membuat mereka terpaksa memilih untuk tinggal di Net Cafe.
Baca Juga : 3 Lokasi Yang Menjadi Surga Bagi Penggemar Anime di Jepang
Sejatinya memang Warnet di Jepang menyediakan bilik yang dilengkapi futon sebagai tempat tidur untuk orang yang ingin mengambil “Night Pack” dengan harga sewa berkisar antara 1.500 hingga 2.500 yen atau setara dengan Rp 196.000 – Rp 294.000 untuk durasi 8 sampai 10 jam.
Selain itu Warnet di Jepang juga menyediakan toilet untuk mandi dengan durasi 15 menit. Sebagai informasi tambahan bahwa biaya sewa apartemen di Tokyo yang termurah itu sekitar 80.000 Yen atau sekitar Rp 10 juta per bulan.
Image by deepjapan.org
Maka para pekerja level bawah atau paruh waktu yang berpenghasilan sekitar 100,000-150,000 yen perbulan tentu saja harga tersebut mencekik mereka. Sedangkan jika menginap di warnet, untuk satu bulan cukup mengeluarkan uang sekitar 45,000 yen atau sekitar 6 juta rupiah saja.
Sehingga sisa gaji mereka masih dapat digunakan untuk keperluan lainnya. Fasilitas minuman gratis yang juga disediakan oleh Warnet di Jepang juga menjadi salah satu alasan dipilihnya tempat ini sebagai lokasi tempat tinggal sementara, hingga mereka mampu membayar lebih.
Image by wonderfulrife.blogspot.co.id
Sejujurnya tidur di warnet memang tidak akan senyaman tinggal di rumah atau pun apartemen, namun hal ini akan memangkas biaya yang dikeluarkan setiap bulannya. Bahkan layanan laundry pun juga tersedia, selain itu para Net Cafe Refugees juga bisa menggunakan internet dan membaca manga sepuasnya.
Hingga kini pemerintah Jepang masih terus mencoba untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, namun dengan terus meningkatnya biaya kebutuhan sehari-hari, hal ini tentu bukanlah hal yang mudah untuk diselesaikan.
Sumber : mangamon.id