November 30, 2023
Boleh Music
Musicology

Viky Sianipar Kolaborasikan Alat Musik Tradisional dan Musik Modern

Jakarta – Satu hal yang layak diacungi jempol dari arranger Viky Paulus Sianipar atau yang lebih dikenal Viky Sianipar ialah usahanya menjiwai musik Batak. Sebab, sejak kecil, hingga sekarang ini jarang bersentuhan dengan lagu dan budaya Batak. Ngomong Batak saja ia tak pandai. Namun, Viky memiliki lingkungan yang kental dengan adat Batak. Itulah yang membawanya pada tradisi batak dan menghasilkan sebuah pertunjukan bernama Save Lake Toba. Benang merah pertunjukan itu adalah modernisasi lagu klasik Batak.

Tidak hanya musik batak yang dikuliknya, bahkan notasi-notasi musik-musik daerah semacam gondrang dari banyuwangi dan not sundanya juga dikuliknya yang ada dalam albumnya Toba Dream dan Indonesia Beauty, Yuk ikutin interviewnya

Awal pertama kali suka sama musik?

Kalo suka musik dari umur 5 tahun, waktu itu ortu beli piano upright, trus langsung tertarik sampe sekarang. Dulu sempat kursus basic di YPM, tapi malahan dari lesson yang ada ga pernah saya pelajarin,tapi malahan lagu-lagu pop dan rock yang saya pelajarin, terus saya pindah ke farabi cuman setahun, sisanya ya belajar otodidak aja.

Bisa diceritakan perjalanan musik dan bandnya?

Mulai SMP udah main band, keliling pensi-pensi sekolah sampai-sampai pelajaran sekolah saya merosot,hehehehehelalu setelah saya sekolah di San Fransisco saya buat band namanya MSA Band, itu band cafe,kita main band cafe ketagihan sampe 5 tahun, setelah itu MSA Band melaunch album, tapi cuman 1 album aja, hehehehe….terus setelah bubarnya MSA Band, saya mencoba kecebur di world musik, dimana saya harus mengkreasikan musik tradisional terutama musik dari batak, jawa dan bali. Jadi dari mulai tahun 2000an saya bentuk band-band bernuansa world music, karena rasa keingin tahuan saya tentang not-not tradisional terutama Indonesia yang menurut saya amat sangat beragam dimana membuat musik tradisional Indonesia ini menjadi sangat kaya, nah penasaran itu yang membuat saya semakin ingin mengkorek-korek apa itu musik-musik tradisi.

 

Tentang world music atau tradisional music, pemikiran apa yang membuat viky menyukai?

Terus terang aja dulu saya paling males dengerin etnik, karena saat sekolah saya pikir itu musik ga gaul, norak, dan lain lain, hehehehe.tapi sudah semakin waktu pemikiran saya berubah, ketertarikan menggabungkan musik konvensional dan etnik pun saya coba padukan, notasi-notasi tradisional music juga saya buat menjadi easy listening, dulu setiap hari saya selalu menggali, belajar mengawinkan antara not dan chord di keyboard dengan alat-alat musik etnik indonesia.

Kenapa saya kecebur ke bidang musik ini, ceritanya dulu saya selalu penasaran dengan alat-alat musik batak, saya selalu ingin belajar mainin, nah setelah saya pelajarin satu persatu mulailah saya berpindah belajar lagi ke alat musik jawa, sunda, bahkan untuk saat ini etnik bali pun ikutan tertarik.

Indonesia ini kaya banget akan alat musiknya, jujur ya setelah saya samperin kedaerah-daerah ternyata instrument dari Indonesia sangat dahsyat apalagi perkusi sampe akhirnya saya buat album yang namanya Indonesian Beauty, buat saya dialbum ini adalah bentuk eksplorasi musik saya bukan hanya sekedar batak, tapi beberapa alat musik daerah saya kolaborasikan bahkan saya mengejar musisi-musisi serta peralatannya ini sampe kedaerahnya.

Bisa diceritakan bagaimana pertama kali viky meng-aransmen, antara musik tradisional dengan konvensional?

Tahun 2002 ini awal pertama kali saya serius di etnik karena saya ditugasin untuk menjadi music director disebuah acara bertema peduli lingkungan yaitu Save Lake Toba yang betempat di Danau Toba, diadakan MS Production, nah mulai dari kepercayaan itu saya membuat konsep bagaimana caranya lagu-lagu batak dikemas dengan nuansa anak-anak muda atau dikemas dengan aransmen modern tetapi esensinya ga hilang. Dari prosesnya itu saya banyak banget pelajaran, ternyata lagu daerah itu jauh lebih punya soul ketimbang lagu-lagu industri, mulailah jatuh cinta deh dan eksperiment, saya buat aransmen agar generasi yang akan datang mengetahui apa itu etnik dan kebudayaan bangsanya sendiri, yang bermulai dari musiknya.

Viky Sianipar -Youtube

Menurut Viky, Apa sih yang harus dipelajari dahulu jika kita ingin bisa mengkolaborasikan musik tradisional dengan musik modern?

Contoh ya, kalo lagu-lagu folk batak itu kebanyakan istilah bataknya 3 batu atau 3 chord aja, padahal sebenarnya bisa dikembangkan lagi tapi bukan berarti harus ribet tapi dengan pemilihan kord yang lebih tepat arti sebuah lagu jadi gampang nyampe ke pendengar, nyawa lagu jadi semakin keluar, jadi saya sangat berhati-hati dalam chord, intinya sih pesan pada lagu harus sampai, intinya kalo kita ingin mengkolaborasikan antara modern dengan etnik, harus tahu dulu isi dari lirik, nuansa yang akan di pakai hingga pemakaian instrument apa saja.

Pada aransmen viky yang menggunakan orchestra, bagaimana sih mengkolaborasikannya?

Awalnya kita pelajarin dan harus tahu pentatoniknya dulu, misal jika dijawa, kalimantan, sunda itu ada pengaruh cina dan india, notasinya pun banyak dapat pengaruh itu. Tapi uniknya kalo di batak itu pentatoniknya hanya do re mi fa sol, jadi karena mayornya itu lebih mudah aja untuk mengaransmen,mulainya dari kesederhanaan 3 chord itu bisa lebih berkembang, musik-musik ensemblenya pun mudah sekali masuk dengan harmonic rythmnya.

Jika dilihat dari perkembangannya menurut viky musik etnik Indonesia sekarang bagaimana?

Sebenarnya budaya kita udah diambang krisis, sekarang tergantung dengan orang-orangnya sendiri karena semakin dicuekin musik tradisi ini akan punah, kita tahu 40 tahun belakangan musik barat itu banyak sekali masuk,terutama dari media elektronik, sehingga mereka menyetir tren musik indonesia. Anak-anak pun sekarang punya pembentukan fikiran kalo ga ikut tren musik barat berarti kampungan, pemikiran itu yang ingin saya rubah, bahwa musik tradisional pun bisa berkembang seperti itu selama kitanya punya keinginan dan kecintaan terhadap musik etniknya. Jika dilihat waktunya sekarang musik etnik itu sangat dilupakan, perkembangannya semakin hari semakin menurun, kita punya beragam budaya dan musiknya yang bagus-bagus tapi selalu dibelakangkan.

Jika ditanya kenapa musik etnik indonesia itu kurang menarik?

Nah itu dia, jadi ini bedanya, jika kita lihat dari latar belakang musik itu masing-masing Etnik,hampir 100% itu musik tradisional Indonesia bukan diciptakan untuk entertainment tapi kebanyakan untuk ritual keagamaan atau yang lainnya, walaupun kesininya berubah paradigma menjadi melihat musiknya dari art, tradisi nenek moyang dll, sekarang untuk menarik generasi muda strategi saya mengenalkan etnik adalah mengemas ulang musik tradisi dengan cara entertaining tanpa menghilangkan esensi dasarnya, inilah sebenarnya konsep pembuatan musik-musik saya.

Untuk karakter keyboard yang disukai apa saja? karena kita tahu bahwa synthesizer sekarang berkembang pesat juga?

Kalo di keyboard sih penggunaan synthesizer ada beberapa kepake, seperti minimoog juga masih suka pake, yang pasti vintage itu keren banget.

Proses pembuatan albumnya itu bisa ditargetkan ga? atau melalui beberapa proses?

Buat album etnik itu ada beberapa fase,

  1. buat saya harus ada survei dulu ke musiknya dan daerahnya,contohnya kita ingin mengkolaborasi antara jawa timuran dengan modern, kita harus tahu dulu pakem-pakem atau aturannya apa saja.
  2. Jika dari musik yang cocok kita pilh lagi mana yang bisa dipadukan dengan musik modern atau beat-beatnya. Kalo di target secara album sih ga ada yah, karena saya selalu pengen ga cepet-cepet jadi hasilnya maksimal.

Untuk permainan Viky, biasanya alat musik favorit dan tradisional apa saja yang dipakai?

Gitar favorit  saya pakai Fender Strat Eric Clapton. Ini nih yang paling keren (sambil menunjuk beberapa instrument batak yang dimilikinya). Mari kita kenalin Taganing (pekusi), hasapi (petik), ogung (gong), Sulim (suling bamboo).

Saran untuk musisi muda Indonesia?

Gini, kita jangan salah mendefinisikan musik, coba lihat musik itu dari art,harmoni,dan jadikanlah harmoni itu menjadi sasaran,jangan berdasarkan hanya teori malahan pasar,kita tidak perlu menunjukan skill berlebihan tapi harmoninya tadi harus dijaga.

Yuk saksikan video konsernya, seperti apa Viky Sianipar kolaborasikan lagu-lagu etnik dengan modern? (AF)

Related posts

SM Entertainment Dirikan SM Institute Untuk Calon Bintang K-Pop

Qenny Alyano

Perjuangan Pengakuan Musisi Iran Lewat Album Kompilasi ‘HOMANITY’

Qenny Alyano

Diangkat Dari Novel Stephen King ‘Carrie : The Musical’ Digelar Januari 2020

Qenny Alyano