South Jakarta – Album terbaru dari musisi, produser, dan penyanyi elektronik Poté (aka Sylvern Mathurin), ‘A Tenuous Tale of Her’, yang dirilis 4 Juni 2021 mendatang menjadi rilisan perdananya melalui label musik OUTLIER garapan Bonobo. Sebuah album yang keras, lembut, dan megah secara bersamaan, semua koneksi yang telah ia bangun selama ini menjadi representasi beragam musisi yang menginspirasinya termasuk label musik elektronik Echufada hingga Benji B dan Damon Albarn (yang hadir di single “Young Lies”), Poté menciptakan sebuah identitas musik yang penuh dengan segudang ide dan bentuk.
Poté telah mendapatkan dukungan dari banyak musisi termasuk Annie Mac, MistaJam, Phil Taggart, Nina Las Vegas, TEED, Pierre Kwenders, Jamz Supernova, Laurent Garnier, dan Toddla T. Ia masuk ke dalam mix ‘fabric presents’ dari Bonobo pada 2019, ikut serta dalam album 2019 Africa Express “EGOLI”, memproduseri sejumlah remix untuk Little Dragon dan Gorillaz, dan tampil di COLORS.
Musik karya Poté selalu menjadi penyeimbang dua kutub yang saling bertolak belakang. Di satu sisi terdengar musik ritmik dan penuh keceriaan yang datang dari masa kecilnya di Karibia, dan di sisi lainnya adalah gaya penulisan lagunya yang eksploratif dan penuh emosi. Di album ini, ia semakin memantapkan jalurnya secara luas dan atmosferik — sebuah platform di mana keduanya bersatu untuk menciptakan sebuah diskusi baru.

Mengambil inspirasi dari sebuah penampilan teatrikal imaji dengan setting dunia menjelang akhir zaman, Poté menunjukan sisi yang lebih terbuka dari musiknya. Sebuah kisah penuh tragedi membahana di lagu-lagunya: ia mengimajinasikan perbedaan reaksi orang-orang terhadap berita akan hari akhir. Hal tersebut menjadi caranya untuk melebihkan ambisi musiknya sambil keluar dari pusat perhatian. “Aku ingin membuat karya yang dapat tetap hidup di panggung tanpa mengharuskan aku ada di atasnya,” ujar Poté.
Damon Albarn hadir di lagu “Young Lies”, sebuah kolaborasi yang terjadi melalui produser Gorillaz, Remi Kabaka Jr. “Aku sangat suka saat sebuah lagu berevolusi seperti ini,” ujar Albarn mengenai “Young Lies”.
Sementara itu, di kesempatan lainnya Poté berada di tengah semua perhatian. Adalah lagu “Open Up” di mana ia membicarakan tentang kecemasan dan isolasi. Didasari oleh sebuah ritme melodik yang lebar, ia mengulangi bagian refrain yang ditujukan kepada dirinya sendiri: “Why won’t you open up, open up?” Sebelumnya ia telah menghabiskan banyak waktu menghadapi kesehatan mentalnya, dan di lagu ini ia berintrospeksi serta membahas betapa sulit baginya untuk mencari bantuan.
Di lagu “Stare”, ia membahas tentang rasa sesak yang kerap muncul saat menulis musik. “No space to breathe, breathe, breathe,” Poté nyanyikan tentang rasa terisolasinya sebagai seorang musisi solo. Sebuah nuansa yang selaras dengan rasa takut yang terdengar sepanjang album — bersamaan dengan kegetiran dari dirinya sendiri.
Dari sisi musik, ‘A Tenuous Tale of Her’ dibangun di atas fondasi yang Poté bangun di album ‘Spiral, My Love’ di mana ia keluar dari zona nyamannya. Berkolaborasi dengan Kojey Radical, Chelou, dan Alxndr London, Poté menjadi lebih yakin untuk memakai vokalnya sendiri dan fokus terhadap pembuatan melodi-melodi. “Aku rasa bekerja dengan orang lain yang benar-benar menulis lagu dan tak hanya sebagai produser melatih telingaku untuk menulis melodi,” ujarnya.
Perkembangannya sebagai seorang seniman mempengaruhi proses pembuatan album ini. Saat ia merilis ‘Spirit, My Love’ di 2018, ia diajak Bonobo untuk menjadi pembuka tur Eropanya. Tampil langsung di depan ribuan orang dari Spanyol hingga Ceko memberikan Poté sebuah kepercayaan diri untuk keluar dari musik yang hanya ditujukan untuk lantai dansa. “Itu membuatku sadar bahwa keinginanku bisa saja terjadi,” katanya.
Poté pindah ke Paris pada 2019, sebuah perubahan yang membuka perspektifnya. “Perpindahan itu sangat mengguncang realitamu,” kata Poté yang pindah di tengah pengerjaan albumnya. Kebebasan yang ia rasakan berjalan selaras dengan bertumbuhnya dia sebagai seorang seniman yang berani mengambil risiko.
Dengan ambisi mempersatukan dua sisi musiknya yang keras dan ritmik sekaligus menjadi penyaluran emosi terdalamnya, album ini menjadi babak terbaru dari perjalanan Poté untuk mencari cara-cara baru dan berani untuk mengekspresikan dirinya. Di album ini, Poté membuka dirinya lebih dari biasanya — melalui karyanya dan bagian-bagian dirinya yang ia kuak.
(SPR)