South Jakarta – Ketika demam musik Ska melanda Indonesia di era 90-an, Artificial Life, band yang berasal dari Cibubur adalah salah satu rilisan awal gelombang ska tersebut dengan rilisan ‘selftitled’ mereka dirilis oleh salah satu major label ternama. Menampilkan perpaduan antara musik ska dan punk, membuat album ini banyak diterima dikedua komunitas genre tersebut. Album ‘self tittle’ mereka juga menjadi salah satu tonggak sejarah ska / punk di negeri ini.
Merayakan 25 tahun berkarya, Artificial Life merilis sebuah single baru berjudul “Bila”. ”Sebenarnya materi ini sudah ada sejak tahun 2002, namun karena satu dan lain hal, lagu ini tidak jadi dirilis, dan master audio untuk lagu ini pun hilang” kata Kabul Anugroho, vokalis Artificial Life.
Di 2019 bekerja sama dengan Soundclash Rekords, Artificial Life melakukan sesi rekaman live akustik, beberapa lagu dibawakan salah satunya adalah single “Bila”. Lagu yang yang easy listening, dan menyenangkan, dan beatnya mampu mengajak orang lain berdansa. Yang menarik dalam penggarapan lagu ini adalah Artificial Life merekam ulang secara live di ruangan outdoor untuk mendapatkan sound raw dan vintage dengan format Ska-Coustic.
Direkam, mixing dan mastering secara mandiri. Dengan etos kerja “Do It Yourself” layaknya era awal Artificial Life dulu memulai untuk berkarya. Dengan artwork dibuat oleh @torehanpensil merupakan sekuel dari mini album mereka yang dirilis tahun 90an. Lagu ini juga menjadi pembuka, rangkaian kegiatan merayakan 25 tahun Artificial Life. Berikutnya akan ada kompetisi dansa, rilisan fisik, ekslusif merchandise, live sesi di kanal YouTube Artificial Life dan yang terakhir adalah film dokumenter 25 tahun Artificial Life yang digarap oleh Gundala Pictures.
Formasi Artificial Life saat ini adalah : Kabul Anugroho (vokal), Bobi Wibisono (vokal), Berry Halilintar (vokal), Boris Herlambang (gitar), Tubagus Diaz (bass), Rangga ‘Gebot’ Ifitra (drums) Edot Pramono (trombone) dan Egi Eagle (trumpet).
