South Jakarta – Penyanyi, produser, penulis lagu, dan seniman multimedia Australia Jaguar Jonze merilis album perdananya yang sudah ditunggu-tunggu, ‘BUNNY MODE’, pada hari ini melalui Nettwerk. Menampilkan sejumlah single yang telah ia rilis sebelumnya seperti “WHO DIED AND MADE YOU KING?”, “CUT”, “LITTLE FIRES”, dan “TRIGGER HAPPY”, album ‘BUNNY MODE’ adalah bukti dari pencapaian diri Jaguar Jonze sekaligus sebuah karya dimana musikalitas dan kemampuan world-building Jaguar Jonze bersinar.
Seiring dengan perilisan album ini, Jaguar Jonze juga merilis sebuah video klip yang disutradarai, diproduseri, dan diedit oleh dirinya sendiri untuk single antemik baru yang berani, “SWALLOW”. Sebuah video kelanjutan dari “LITTLE FIRES,” dan masih sesuai dengan cover album ‘BUNNY MODE’, video provokatif nan humoris ini menampilkan Jaguar Jonze yang sekali lagi bermain dengan shibari dan meniru seorang laba-laba dengan mangsanya.
“Aku ingin video klip ‘SWALLOW’ menjadi sebuah video komedi yang kontroversial dan menyenangkan. Mewujudkan rupa robot seks dengan chip yang error merupakan ekspresiku sebagai seorang wanita berkulit warna yang merasakan penindasan patriarki dan fetish mereka akan wanita Asia,” jelas Jaguar Jonze.
Fasih dalam berbahasa Mandarin, Jepang, dan Inggris, Jaguar Jonze memiliki daya tarik global yang tak terhingga.
Di album ‘BUNNY MODE’ Jaguar Jonze memancarkan kepercayaan diri dan mengumpulkan kekuatan dari kejujuran emosinya dan mengatasi hal-hal buruk di dunia ini dengan sedikit humor. Ia menciptakan nuansa pop stadium yang unik dan sinematik, lengkap dengan industrial noise, dan energi punk yang menghentak seraya ia keluar dari mekanisme koping yang ia sebut “going bunny mode” atau berdiam diri akibat ancaman fisik, psikologi, dan emosional. “Album ini adalah perjalananku mengatakan selamat tinggal kepada ‘bunny mode’ itu,” ujar Jaguar. “Proses pembuatan album ini adalah diriku berterima kasih kepada seseorang tersebut karena ia telah menyelamatkanku dan membuatku bertahan hingga kini, namun aku tidak membutuhkannya lagi.”
Album perdananya adalah surat cinta Jaguar kepada musik. Ia menjelaskan, “Sebagian besar hal yang aku lakukan sepanjang hidupku aku lakukan untuk bertahan hidup. Namun bermusik bagiku adalah kebalikannya — musik adalah anugerah dan kesempatan bagiku untuk berkarya, hidup dengan penuh gairah, dan mengatakan apa yang ingin aku rasakan. Album ini penuh gairah, keintiman, kejujuran, dan hubungan; album ini mengubah hidupku. Album ini membuatku merasa lebih manusiawi.”
‘BUNNY MODE’ merupakan karya feminis powerful yang menguak perjalanan Jaguar Jonze sebagai seorang penyintas kekerasan, suara untuk perubahan, dan seorang figur di pergerakan #MeToo. Album ini menjadi titik kejayaan Jaguar Jonze yang menolak untuk berdiam diri, dan momentum ia melawan industri yang memaksanya untuk tetap diam. “Aku mengizinkan diriku untuk merasakan semua emosi yang telah aku tahan sekian lama, untuk menemukan suaraku dan menggunakannya di dunia ini,” ujarnya. “Karena aku tahu betapa berharganya diriku dan aku memiliki banyak hal yang ingin aku sampaikan.”

Disebut sebagai seorang “visioner yang beragam” oleh Flaunt, Jaguar Jonze menghabiskan dua tahun terakhirnya sebagai seorang figur publik yang menggaungkan perubahan dan meminta pertanggung jawaban industri musik seraya ia terus fokus berkarya. Single-single terbarunya mendapatkan pujian dari Rolling Stone, MTV, dan NME dan ia turut difitur di segmen Future Artists BBC Radio 1 yang dibawakan oleh Jack Saunders. Selain tur Australia BUNNY MODE-nya yang siap digelar sepanjang Juli dan Agustus ini, Jaguar Jonze juga akan tampil bersama The Wombats di tur Australia mereka bulan Juni ini.
Jaguar Jonze dianugerahi Done Good Award dari triple J, AIR Outstanding Achievement Award, dan masuk ke daftar 21 Most Inspiring Women of 2021 by Vogue Australia atas kerja kerasnya dalam meningkatkan kesadaran tentang diskriminasi dan pelecehan di industri musik serta untuk usahanya mempromosikan lingkungan kerja yang aman dan saling menghormati. Hingga hari ini Jaguar Jonze melanjutkan usaha advokasinya untuk melawan pelecehan seksual, dan diskriminasi sistemik dalam industri musik Australia kontemporer dan terus mendorong untuk sebuah reformasi. Seperti yang ia jelaskan kepada Billboard: “Momentumnya semakin meningkat dan saat ini kita mengipasi api kecil itu agar menjadi kobaran api yang penuh makna.”
(SPR)