South Jakarta – 30 musisi dan band tanah air meng-cover lagu-lagu Sajama Cut dalam sebuah album yang bertajuk ‘You Can Be Anyone You Want – A Tribute to Sajama Cut’. Bukan hanya musisi lintas generasi, ‘You Can Be Anyone You Want’ juga berisi band-band beragam genre.
Dari band indie rock Jakarta seperti Polka Wars, unit city pop Ikkubaru, penyanyi/gitaris delta blues Adrian Adioetomo, hingga grup post punk Surabaya Cotswolds membawakan ulang karya-karya Sajama Cut pilihan mereka, baik dari album resmi hingga demo. ‘You Can Be Anyone You Want’ menjadi bukti bahwa Sajama Cut sedikit-banyak punya pengaruh dalam scene musik Indonesia, terlebih pada ranah independen.
“The Osaka Journals adalah album yang menjadi soundtrack melihat langit-langit kamar sebelum tidur. Mendengarkan TOJ, bukan cuma nostalgia pada Sajama Cut aja, tapi hal hal yang terjadi di masa itu. Mesin waktu via kaset,” kata Adit, salah satu personel Ghost Fever, band pengisi album tribute tersebut.
“Gue sangat gembira bisa jadi bagian dalam tribute to Sajama. Karena bisa merepresentasikan lagu mereka dalam bentuk yang baru (dan aneh). Juga bisa menjalin pertemanan dengan semua musisi yang ada di proyek ini. Sebuah kehormatan dan kesenangan level Yonkou,” lanjutnya.
Sementara Sal Priadi, pengisi lainnya, berkata, “Selain lagunya, yang paling gua kagumi – adalah gimana mereka mempresentasikan karya mereka, lewat artwork, video, packaging, dan bentuk visual lainnya. Gua belajar banyak dari Sajama tentang hal ini.”
Marcel Thee, vokalis, penulis lagu, dan satu-satunya personel asli Sajama Cut yang tersisa menambahkan, “Kalau gue boleh sedikit besar hati, ini bukti nyata bahwa musik Sajama Cut tidak terkungkung waktu dan aliran musik. Itu sesuatu yang membanggakan, khususnya ketika ada orang yang bermain musik karena salah satunya terpengaruh kita, tapi musiknya beda sama sekali dari Sajama Cut.”
Namun Marcel menilai album ini lebih dari sekedar “penghargaan” dari para band pengisinya.
“Buat gue, ini bukan sekedar sebuah tribute, tapi lebih seperti sebuah ‘perbincangan’ atau kolaborasi antara Sajama Cut dengan musisi-musisi ini, yang berasal dari genre dan generasi yang berbeda,” jelasnya.
Ucapan Marcel ada benarnya. sebab, para musisi di album ini adalah seniman-seniman yang digemari oleh personel Sajama Cut juga – seperti yang terlihat di caption post Instagram @sajama_cut soal masing-masing band pengisi album tersebut yang penuh dengan pujian. Dalam beberapa hari terakhir, social media Sajama Cut telah menjalankan campaign teaser yang intens dan menarik perhatian. Kampanye ini dibantu oleh Anindito Ariwandono dari label independen Orange Cliff Records.
Album tribute ‘You Can Be Anyone You Want’ akan segera dirilis dalam format double CD oleh DSSTR Records bekerjasama dengan Oblivion Records pada 3 September 2022. Artwork album ini adalah karya seniman kolase M Rifqi “Destroy Stairs”.
Untuk merayakan perilisan ‘You Can Be Anyone You Want’, Sajama Cut akan menggelar showcase di Bandung pada 3 September dengan band-band pembuka Nearcrush, Polyester Embassy, Ikkubaru, dan Muchos Libres, serta menyusul di Jakarta. Double CD ‘You Can Be Anyone You Want’ akan dijual untuk pertama kalinya di launch di Bandung, dengan perilisan digital yang masih akan diumumkan nanti.

Tracklist ‘You Can Be Anyone You Want – A Tribute to Sajama Cut’
CD 1
- Neonomora – Bloodsport
- The Sugar Spun – Adegan Ranjang 1981 ♥ 1982
- Sal Priadi – Katedral Tiongkok
- A Curious Vouch – Terbaring di Pundak Pesawat
- Lomba Sihir – Less Afraid
- Adrian PDM – Alibi
- Nearcrush – Season Finale
- Hawktactic – Twice (Rung the Ladder)
- Cotswold – Speak in Tongues
- Polka Wars – Rachmaninoff & Semangkuk Mawar Hidangan Malam
- Ade Paloh & Binsar – Adegan Ranjang 1981 ♥ 1982
- Muchos Libre – Tekstur Kulit Wanita Kaya-Raya
- Ikei – Fatamorgana
- Methiums ft. Adyangga & Raracellina – Fallen Japanese
- Bin Idris – Bloodsport
CD 2
- Ikkubaru – Paintings/Pantings
- Secret Meadow – Kesadaran/Pemberian Dana/Gempa Bumi/Panasea
- Pandu Fuzztoni – Bloodsport
- Ghost Fever – Nemesis/Murder
- Ache – Adegan Ranjang 1981 ♥ 1982
- Texpack – These Are Wounded Things
- Adrian Adioetomo & Daniel Mardhani – Terdampar
- Whitenoir – Rachmaninoff & Semangkuk Mawar Hidangan Malam
- Meet the Doppelganger – Menggenggam Dunia
- Sirathi Dharma – Bloodsport
- Polyester Embassy – Adegan Ranjang 1981 ♥ 1982 (Remixed)
- Peonies – Fatamorgana
- Pale Skies – Lukisan “Plaza Selamanya, Leslie Cheung” Melukisku Melukisnya
- Bottlesmoker – The German Abstract (Remixed)
- Outrage – Sajama Box Cutter ft Hans Citra Patria
(SPR)
Tentang Sajama Cut
Sajama Cut terbentuk pada tahun 1999 di Jakarta, Indonesia dan dikenal sebagai salah satu band yang meledak pada era musik independen awal 2000-an. Mereka telah merilis 4 album, sejumlah mini album yang banyak mendapatkan pujian dari khalayak dan kritisi musik dalam dan luar negeri, serta berpartisipasi di beberapa soundtrack dan album kompilasi, termasuk di antaranya film “Janji Joni” dan juga “JKT: SKRG” yang legendaris. Single mereka. “Less Afraid,” “Fallen Japanese,” “Alibi,” “Painting/Paintings”, dan “Fatamorgana” menembus posisi pertama di beberapa chart di radio.
Sajama Cut telah menerima banyak liputan dan apresiasi dari publikasi seperti Rolling Stone, HAI, Nylon, Esquire, Trax, FHM, The Jakarta Post, etc. Mereka juga telah tampil di beberapa siaran langsung di TV seperti Indonesian Morning Show, beberapa acara di MTV Indonesia, Radio Show, etc.

Sajama Cut telah bekerja dengan beberapa musisi dan videografer dari Amerika Serikat, Inggris, Luxembourg, Jerman, Singapura, Jepang, Norwegia, Swedia, Belanda dan sebagainya.
Sajama Cut telah tampil di banyak konser, di antara dengan band-band kelas dunia seperti Asobi Seksu, MGMT, The Whitest Boy Alive, Ruins Alone, Ken Stringfellow, The Radio Dept., Sore, White Shoes and the Couples Company dan The Brandals.
Band ini terkenal karena keaktifannya dalam berkolaborasi dengan artis artis kontemporer baik dari dalam maupun luar negeri, termasuk di antaranya Broken Machine Films, Ika Vantiani, Anggun Priambodo, Katherine Karnadi, dan banyak lagi.
Sajama Cut beranggotakan Marcel Thee (vokal), Arta Kurnia (bass), Aldrian Risjad (gitar), Daniel Hasudungan (keyboard), Dewandra Danishwara (gitar), dan Adam Rinando (drum).