South Jakarta – Musisi dan produser asal Korea Selatan, Su Lee, pekan ini merilis video klip dari single terbarunya “Super Happy” yang diambil dari album perdananya yang akan dirilis pada akhir tahun ini.
Mengenai pesan dari video terbarunya, Su Lee bercerita, “Kita semua mencoba untuk mengejar suatu perasaan tertentu, tapi pada akhirnya hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah melepaskan segalanya. Merangkul realita dan menentukan kebahagiaan kita sendiri, dan tetaplah menjadi diri sendiri yang unik.”
“Proses pembuatannya benar-benar sangat sangat sangat berantakan. Aku berguling-guling, berlari, berkeringat, berteriak, dan menari-nari di depan umum. Banyak rumput yang juga masuk ke mulutku saat berguling-guling menuruni bukit. Oh, dan aku juga menemukan pasir dan rumput di pantatku sehabis kami syuting adegan yang berlokasi di pantai!”
Su Lee memulai perjalanan musiknya di apartemen berukuran 10 meter x 10 meter yang sederhana di Seoul tempat ia menulis dan memproduksi semua kontennya sendiri, sebelum pengakuan internasional yang kemudian membawanya ke Los Angeles. Apartemen kecil ini adalah tempat di mana ia makan, tidur, berkreasi, dan di sana lah juga single terbarunya “Super Happy” lahir.
Mengenai inspirasi di balik “Super Happy”, Su bercerita, “Aku berada di tempat di mana kesehatan mentalku cukup baik ketika aku menulis ‘Super Happy’, setelah sebelumnya tenggelam dalam depresi dan kesepian, sangat menyegarkan untuk akhirnya merasa bahagia. Tapi bahkan di tengah perasaan senang itu, selalu ada suara jahat dan menyebalkan di kepalaku yang mengatakan, ‘Hanya tinggal menunggu waktu sebelum kamu akan depresi dan sedih lagi!’ aku ingin membuat lagu yang mewakili bentrokan tidak nyaman dari dua emosi yang sangat berbeda ini.”
Bersama dengan “Jump”, “Super Happy” menandai langkah maju bagi musisi asal Seoul ini seraya ia menjelajahi wilayah sonik baru dan beranjak dari proses kreatifnya yang hanya melibatkan dirinya ke proses yang lebih kolaboratif. Su Lee berkolaborasi dengan produser dan artis kelahiran Kolombia yang berbasis di LA, Ariza, untuk memproduksi dua lagu unik yang menampilkan perpaduan bahasa Korea, Spanyol, dan Inggris itu.
Su Lee pertama kali masuk ke dunia musik melalui lagu dan video “I’ll Just Dance” dengan subtitle “What My Mental Breakdown Sounds Like” yang meraih 30.000 upvotes di Reddit dan 750.000 views di YouTube dalam satu bulan pertama, dan sangat relatable dengan penonton yang merasa terjebak selama pandemi Covid-19. Baik lagu maupun videonya 100% dibuat oleh Su sendiri dan menampilkan gayanya yang unik dan jujur.
“I’ll Just Dance” dengan cepat menarik perhatian banyak label musik di luar sana. Su dan musiknya terbilang kontras dengan bintang pop tradisional yang kita lihat selama ini. Komitmen terhadap kejujuran dan keaslian ini terus menarik banyak penggemar, dan selain merilis musik, ia juga membuat podcast “Overthinkers Society” dan live streams di Twitch.
Pada Agustus 2021, Su merilis EP-nya, ‘Box Room Dreams’ yang diproduksi sendiri, dan membahas satu tahun dalam isolasi dan pengalaman ia berkreasi dari kamarnya yang kecil. “Setelah karirku sebagai musisi meluncur hampir bersamaan dengan pandemi, EP ini seperti jurnal karantina aku sebagai musisi pemula,” Su bercerita. “Ini merupakan campuran dari rasa kesepian, ketidakpastian, dan kecemasan. Tapi aku juga ingin menambahkan sedikit lamunan dan harapan besar untuk masa depan yang akan datang.” Harapan ini semakin dimantapkan dengan komentar hangat dari The Guardian yang mengatakan, “Jika kita bisa menyimpulkan internet di era Gen Z, dengan segala kecemasan, kekonyolan, dan kreativitasnya, ke dalam diri seseorang, hasilnya adalah Su Lee.”
Su Lee memiliki basis pendengar yang terus berkembang pesat di Asia, dengan Top Streaming Markets yang termasuk 🇮🇳 India #1, 🇲🇾 Malaysia #3, 🇮🇩 Indonesia #4, 🇵🇭 Filipina #8, dan 🇹🇼 Taiwan #10. Su juga meraih berbagai pujian dari media internasional seperti Billboard, NYLON, Elle, dan Teen Vogue, dan semakin siap untuk meluncur melewati dinding-dinding kamarnya.
(SPR)
