South Jakarta – Kuartet indie-pop tercinta, The Aces, memulai Pride Month dengan merilis album ketiganya yang sudah lama dinantikan, ‘I’ve Loved You For So Long’, melalui Red Bull Records. Terdiri dari sebelas lagu, album ini melihat band asal Amerika Serikat ini mencoba untuk merefleksikan masa kecil mereka dan mengungkap bagaimana pengalaman awal mereka dengan cinta yang harus mereka sembunyikan, dan rasa trauma terkait spiritualisme telah mempengaruhi hubungan mereka, kesehatan mental, dan identitas mereka saat ini. Meskipun secara tema dapat dibilang berat, lagu-lagunya justru terasa ringan, dengan sentuhan nostalgia musik pop era 80-an dan alt-rock era 90-an. Diproduksi oleh Keith Varon yang telah bekerja sama dengan Joji, JORDY, dan chloe moriondo, sesi rekaman album ini digarap di studio selama masa pandemi, yang akhirnya juga menjadi mekanisme coping dan ruang aman bagi mereka untuk terhubung kembali dengan inner child mereka. Hasilnya adalah karya mereka yang paling percaya diri hingga saat ini dan sebuah refleksi tumbuh bersama selama 15 tahun, hanya untuk menyadari bahwa band ini adalah cinta terbesar dalam hidup mereka.
Penyanyi utama dari The Aces, Cristal Ramirez ,menjelaskan, “Album ini adalah tentang rasa terhubung kembali. Ada beberapa hal yang tidak pernah terlihat jelas saat kita mencoba untuk melihat ke belakang. Setiap tahun aku merasa seperti orang yang berbeda. Lebih tua, lebih bijaksana, tetapi masalah-masalahku masih sama seperti yang selalu ada. Pelajaran-pelajaran yang terus berulang; beberapa, tampaknya, tidak pernah dipelajari. Apa yang kusadari ketika membuat album ini adalah sebuah pengungkapan yang mengejutkan dan halus. Saat mencoba menceritakan kisah-kisah masa kini, tentang hari-hari dan malam-malam tanpa henti yang dipenuhi dengan rasa cemas, ketakutan, dan berada pada dunia yang tak terkendali, ada seseorang yang terus menunjuk ke arahnya. Seorang gadis queer berusia 14 tahun dari pinggiran kota di Utah yang religius, yang kebahagiaan dan kedamaian sejatinya ditemukan dengan merangkai melodi di ruang bawah tanah dengan gitar yang ia curi dari kamar kakak laki-lakinya.”
Dia melanjutkan, “Sebenarnya dialah yang menyelamatkanku saat dunia dalam keadaan terbakar. Sudah waktunya menceritakan kisah-kisahnya, atau lebih tepatnya, kisah-kisah kita. Aku pikir aku sangat berbeda, bahwa aku telah berubah… dan aku mengenakan itu seperti sebuah tanda kehormatan. Pada akhirnya, aku menyadari bahwa dalam banyak hal, aku masih seperti gadis berusia 14 tahun yang sama. Perbedaannya adalah bahwa aku mulai menyukai gadis itu jauh lebih besar dibanding sebelumnya.”
Menemukan inspirasi dari berbagai musisi seperti The Cranberries dan LCD Soundsystem, The Aces bereksperimen dengan gaya baru namun juga tetap setia dengan akar musik mereka. Lagu-lagu mereka yang telah dirilis lebih awal telah menarik perhatian para penikmat musik seperti KCRW, BBC Radio 1, dan KROQ, menghasilkan lebih dari 12 juta stream sebelum albumnya resmi dirilis. Selanjutnya, mereka menjadi headliner dalam berbagai pertunjukan di 30 kota di seluruh dunia, dan akan membawa album ini ke panggung, beberapa di antaranya adalah di festival musik seperti Fork Fest, Sziget, Pukkelpop, dan lainnya. Tiket tersedia pada tautan berikut: https://www.theacesofficial.com/tour
Tentang single utama pada perilisan album ini, “Attention,” Cristal menambahkan, “Aku pikir salah satu hal paling lucu tentang hidup adalah bahwa impian terbesar kita bisa menjadi sumber kesepian terbesar. “Attention” adalah eksplorasi dari perasaan-perasaan konflik ini. Impian aku untuk bermain musik dan mengadakan tur dunia adalah yang membuat saya bangun di pagi hari, sebagai remaja yang tersembunyi dan bingung. Aku sangat ingin menciptakan kehidupanku sendiri, di luar pinggiran kota kecil di Utah. Jika aku bisa keluar, segalanya akan luar biasa. Dan memang hidup ini luar biasa. Aku mencintai apa yang kita lakukan, tetapi aku tidak ingat kapan terakhir kali menghabiskan kebanyakan liburan besar di rumah, atau berapa kali aku pergi tidur dengan pertengkaran yang belum selesai dengan pacar yang terpisah oleh jarak jauh, karena berada di zona waktu yang berbeda. Impian terbesar aku ini, kadang-kadang, menjauhkan diri sendiri dari orang-orang terpenting dalam hidup aku. Setiap aspirasi memiliki harga yang harus dibayar, setiap mawar memiliki duri-durinya.”

Tentang The Aces
Beberapa tahun setelah The Aces merilis album keduanya, ‘Under My Influence’ pada tahun 2020, The Aces telah menjalani perjalanan untuk menemukan diri mereka sendiri. Dihadapkan dengan pandemi, duo bersaudari Cristal dan Alisa Ramirez (vokal/gitar dan drum), McKenna Petty (bass), dan Katie Henderson (gitar/vokal utama) menggunakan waktu mereka untuk menyelesaikan berbagai isu personal dan memproses berbagai pengalaman mereka yang telah tumbuh bersama di Provo, Utah, sebagai bagian dari gereja Mormon. Kini, mereka kembali ke studio dengan visi dan kepercayaan bersama yang baru, dan menjadi semakin kuat dari sebelumnya.
Hasilnya yaitu album ketiga mereka, ‘I’ve Loved You For So Long’. Ditulis dan diproduksi oleh band ini (bersama Keith Varon, sebagai kolaborator tunggal dalam proyek ini), album ini merupakan album indie-rock yang memukau dan merupakan karya mereka yang paling personal dan penuh kepercayaan diri hingga saat ini. Baik dari lagu-lagu yang membahas tentang kesehatan mental dan sabotase diri hingga lagu-lagu tentang cinta, kerinduan, dan patah hati, ‘I‘ve Loved You For So Long‘ adalah album yang akan terus berulang di kepala dan hati para pendengarnya.
‘I’ve Loved You For So Long‘ juga merupakan kesempatan bagi The Aces untuk naik ke tingkat yang lebih tinggi dalam membangun kesuksesan mereka. Hingga saat ini, band ini telah mengumpulkan lebih dari 205 juta stream sepanjang karir mereka, dengan album ‘Under My Influence‘ yang telah mengumpulkan lebih dari 75 juta stream sendiri (termasuk 35 juta untuk single utama “Daydream“). Album ini juga masuk ke berbagai chart, termasuk posisi #53 di Top Albums Billboard. The Aces juga telah menjalankan tur bersama band-band ternama seperti 5 Seconds of Summer, X Ambassadors, The Vamps, dan COIN, serta tampil di berbagai festival di seluruh dunia, termasuk NY Pride, Lollapalooza, Firefly, Bonnaroo, OUTFEST, dan banyak lagi. Setelah menjual habis tiket tur mereka di Amerika pada tahun 2021, band ini akan kembali dalam berbagai penampilan live di tahun ini, dengan tanggal yang akan segera diumumkan.
(SPR)